Konsumsi alkohol, terutama dalam jangka panjang dan jumlah berlebihan, memiliki dampak negatif yang signifikan pada berbagai organ tubuh, termasuk otak. Alkohol bersifat neurotoksik dan dapat secara langsung menyebabkan penurunan fungsi otak. Efek ini bisa bervariasi, mulai dari gangguan kognitif ringan hingga kerusakan otak permanen dan demensia terkait alkohol. Memahami bahaya alkohol sebagai pemicu penurunan fungsi otak sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong gaya hidup yang lebih sehat.
Pada hari Kamis, 17 April 2025, di sebuah seminar tentang kesehatan otak yang diadakan di Universitas Negeri Sehat, Jakarta Pusat, seorang ahli saraf, Dr. Nadia Putri, menjelaskan secara rinci mengenai bagaimana alkohol dapat menyebabkan penurunan fungsi otak. Beliau menerangkan bahwa etanol dalam alkohol dapat merusak sel-sel otak (neuron) dan mengganggu komunikasi antar sel saraf. Konsumsi alkohol kronis dapat menyebabkan penyusutan volume otak, terutama di area yang bertanggung jawab untuk memori, pembelajaran, dan pengambilan keputusan. Selain itu, alkohol juga dapat mengganggu keseimbangan neurotransmiter penting dalam otak.
Dr. Nadia juga merujuk pada data fiktif dari penelitian longitudinal yang dilakukan oleh timnya terhadap 100 orang dewasa dengan riwayat konsumsi alkohol yang berbeda selama periode 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok dengan konsumsi alkohol tertinggi mengalami turunnya fungsi otak yang lebih cepat dan signifikan dalam berbagai aspek kognitif, termasuk memori jangka pendek, kemampuan berbahasa, dan fungsi eksekutif. Data ini mengilustrasikan betapa berbahayanya konsumsi alkohol jangka panjang terhadap kesehatan otak.
Lebih lanjut, dalam sesi tanya jawab seminar tersebut, seorang peserta bertanya mengenai apakah penurunan fungsi otak akibat alkohol dapat dipulihkan. Dr. Nadia menjelaskan bahwa pada beberapa kasus, terutama jika konsumsi alkohol dihentikan pada tahap awal, beberapa fungsi otak mungkin dapat membaik secara bertahap. Namun, kerusakan otak yang parah dan berlangsung lama seringkali bersifat permanen. Sindrom Wernicke-Korsakoff, misalnya, adalah kondisi penurunan fungsi otak yang serius akibat kekurangan vitamin B1 (thiamine) yang seringkali disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol kronis.
Sebagai kesimpulan, konsumsi alkohol, terutama dalam jumlah berlebihan dan jangka panjang, adalah pemicu utama penurunan fungsi otak. Kesadaran akan risiko ini dan upaya untuk menghindari atau membatasi konsumsi alkohol secara signifikan adalah langkah krusial dalam menjaga kesehatan otak dan fungsi kognitif sepanjang hidup. Gaya hidup sehat tanpa alkohol adalah pilihan terbaik untuk melindungi organ vital ini dan memastikan kualitas hidup yang optimal.