Merasa bosan dengan nasi atau ingin mencoba pola makan yang berbeda? Saat ini, diet karbohidrat rendah menjadi salah satu tren kesehatan yang semakin populer di kalangan masyarakat. Pola makan ini tidak hanya menawarkan variasi menu, tetapi juga menjanjikan berbagai manfaat kesehatan, mulai dari penurunan berat badan hingga stabilisasi kadar gula darah. Dengan mengurangi asupan karbohidrat dari sumber seperti nasi, roti, dan pasta, tubuh dipaksa untuk menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Strategi ini menjadi inti dari popularitas diet karbohidrat rendah. Berdasarkan laporan dari sebuah lembaga riset kesehatan, The Health Institute, per 25 September 2025, sebanyak 45% orang yang mencoba pola makan ini melaporkan penurunan berat badan yang signifikan dalam jangka waktu tiga bulan.
Diet karbohidrat rendah bukanlah konsep baru, tetapi semakin relevan di tengah maraknya kasus obesitas dan diabetes. Pola makan ini menekankan konsumsi protein dan lemak sehat, seperti yang ditemukan dalam daging, ikan, telur, sayuran hijau, dan alpukat. Mengganti nasi dengan sayuran non-tepung seperti brokoli atau kembang kol, atau mengganti roti dengan irisan daging, adalah beberapa contoh sederhana yang dapat diterapkan. Seorang ahli gizi dari Jakarta, Ibu dr. Amelia Putri, M.Gizi, menjelaskan bahwa diet karbohidrat ini membantu mengendalikan nafsu makan karena makanan tinggi protein dan lemak cenderung membuat perut merasa kenyang lebih lama. “Ini adalah salah satu alasan mengapa banyak orang berhasil. Mereka tidak merasa kelaparan seperti saat diet lainnya,” jelas dr. Amelia dalam seminar kesehatan pada hari Jumat, 26 September.
Meskipun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai diet karbohidrat rendah. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter sangat disarankan untuk memastikan pola makan ini sesuai dengan kondisi kesehatan individu. Selain itu, penting juga untuk memilih sumber karbohidrat yang tepat, seperti karbohidrat kompleks dari sayuran dan buah, bukan dari makanan olahan. Jangan sampai salah memilih bahan makanan yang justru dapat merugikan kesehatan. Terkait dengan keamanan dan ketersediaan bahan pangan, pihak kepolisian juga turut serta dalam menjaga stabilitas. Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Jakarta Selatan, Kompol Doni Mahendra, pada hari Senin, 29 September, menyatakan bahwa pihaknya akan menindak tegas setiap oknum yang menjual produk makanan atau suplemen diet palsu yang merugikan masyarakat.
Dengan pendekatan yang tepat, diet karbohidrat rendah bisa menjadi gaya hidup yang berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang mengurangi nasi, tetapi tentang memilih makanan yang lebih sehat dan kaya nutrisi. Transformasi pola makan ini tidak hanya bermanfaat untuk fisik, tetapi juga untuk mental, karena tubuh yang sehat akan menghasilkan pikiran yang positif.