Mengenal Gastroparesis: Pelemahan Otot Lambung yang Pengaruhi Pencernaan Tubuh

Gastroparesis adalah kondisi medis yang ditandai dengan melemahnya kontraksi otot-otot lambung, yang mengakibatkan pengosongan lambung menjadi lambat atau bahkan berhenti sama sekali. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala tidak nyaman pada saluran pencernaan dan mempengaruhi kemampuan tubuh dalam mencerna makanan dengan efektif. Pemahaman mengenai gastroparesis dan dampaknya pada otot lambung sangat penting bagi individu yang mengalaminya agar dapat mencari penanganan yang tepat dan meningkatkan kualitas hidup.

Penyebab pasti gastroparesis seringkali sulit diidentifikasi (idiopatik). Namun, beberapa kondisi medis dan faktor risiko diketahui dapat merusak saraf yang mengontrol otot lambung (nervus vagus) atau secara langsung mempengaruhi fungsi otot lambung. Diabetes yang tidak terkontrol merupakan salah satu penyebab paling umum gastroparesis. Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat merusak saraf, termasuk saraf vagus. Selain diabetes, operasi pada perut atau kerongkongan, infeksi virus, obat-obatan tertentu (seperti opioid dan beberapa antidepresan), serta penyakit autoimun seperti skleroderma juga dapat menjadi pemicu pelemahan otot lambung.

Gejala gastroparesis dapat bervariasi dari ringan hingga parah dan dapat datang serta pergi. Gejala yang umum meliputi mual, muntah (kadang-kadang berisi makanan yang tidak tercerna beberapa jam setelah makan), rasa kenyang lebih cepat dari biasanya saat makan, kembung, nyeri perut bagian atas, penurunan berat badan yang tidak disengaja, dan hilangnya nafsu makan. Karena pengosongan lambung yang lambat, makanan akan tertahan lebih lama di lambung, yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan komplikasi seperti pembentukan bezoar (massa makanan yang mengeras di lambung).

Menurut Dr. Karina Lestari, seorang dokter spesialis penyakit dalam dengan fokus pada gastroenterologi di sebuah rumah sakit di Jakarta Pusat pada Jumat, 18 April 2025, diagnosis gastroparesis biasanya melibatkan serangkaian pemeriksaan, termasuk riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes pengosongan lambung. Pengobatan gastroparesis bertujuan untuk meredakan gejala, membantu pengosongan lambung, dan memastikan nutrisi yang adekuat bagi tubuh. Pilihan pengobatan meliputi perubahan pola makan (makan porsi kecil dan sering, menghindari makanan tinggi lemak dan serat), obat-obatan (prokinetik untuk membantu mengosongkan lambung, antiemetik untuk mengurangi mual dan muntah), dan dalam kasus yang parah, prosedur medis seperti pemasangan selang makanan atau stimulasi listrik lambung mungkin diperlukan. Penting bagi individu dengan gejala yang mengarah pada gastroparesis untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat untuk kondisi otot lambung mereka.