Langkah Pencegahan Penyakit Menular TBC Agar Tidak Menyebar

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, tetapi 1 juga dapat mempengaruhi bagian tubuh lain seperti kelenjar getah bening, tulang, dan otak. Mengingat sifatnya yang mudah menular melalui udara, langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular TBC di masyarakat. Berikut adalah beberapa langkah efektif untuk mencegah penyakit menular TBC agar tidak semakin meluas.

1. Deteksi Dini dan Pengobatan Tuntas Pasien TBC

Langkah pencegahan paling krusial adalah dengan mendeteksi dini kasus TBC dan memastikan pasien menjalani pengobatan hingga tuntas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh program nasional pengendalian TBC. Pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan bakteri TBC menjadi resisten terhadap obat, sehingga lebih sulit diobati dan berpotensi menularkan bakteri yang resisten pula. Program Pengendalian TBC Nasional di Indonesia secara aktif melakukan skrining dan memberikan pengobatan gratis bagi pasien TBC di berbagai fasilitas kesehatan. Data dari Kementerian Kesehatan RI per Maret 2025 menunjukkan bahwa angka keberhasilan pengobatan TBC mencapai lebih dari 85% pada pasien yang patuh menjalani terapi.

2. Penerapan Etika Batuk dan Bersin yang Benar

Bakteri TBC menyebar melalui droplet (percikan ludah) yang dikeluarkan saat pasien TBC aktif batuk, bersin, berbicara, atau meludah. Oleh karena itu, menerapkan etika batuk dan bersin yang benar sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit menular ini. Caranya adalah dengan menutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lengan bagian dalam saat batuk atau bersin. Tisu bekas pakai harus segera dibuang ke tempat sampah tertutup. Jika tidak ada tisu, gunakan lengan bagian dalam, bukan telapak tangan, untuk menutupi mulut dan hidung.

3. Ventilasi Udara yang Baik dan Sinar Matahari

Bakteri TBC dapat bertahan hidup di udara dalam ruangan yang lembap dan kurang ventilasi. Memastikan sirkulasi udara yang baik di dalam rumah, kantor, dan fasilitas umum lainnya dapat membantu mengurangi konsentrasi bakteri TBC di udara. Membuka jendela dan pintu secara teratur untuk membiarkan udara segar masuk dan udara kotor keluar sangat dianjurkan. Selain itu, sinar matahari langsung juga dapat membunuh bakteri TBC. Oleh karena itu, upayakan agar ruangan mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup.

4. Gaya Hidup Sehat dan Peningkatan Imunitas

Sistem kekebalan tubuh yang kuat dapat membantu mencegah infeksi TBC berkembang menjadi penyakit aktif. Menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup, dan menghindari stres dapat meningkatkan imunitas tubuh. Kelompok individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pengidap HIV/AIDS, malnutrisi, atau penyakit kronis tertentu, memiliki risiko lebih tinggi tertular TBC aktif jika terpapar bakteri Mycobacterium tuberculosis.

5. Pemberian Vaksin BCG pada Bayi

Vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) merupakan salah satu upaya pencegahan primer terhadap penyakit menular TBC, terutama untuk mencegah bentuk TBC berat pada anak-anak seperti meningitis TB dan TB milier. Vaksin BCG umumnya diberikan satu kali pada bayi sebelum berusia dua bulan. Meskipun efektivitas BCG dalam mencegah TBC paru pada orang dewasa bervariasi, vaksin ini tetap menjadi bagian penting dari program pencegahan TBC di banyak negara dengan beban TBC tinggi, termasuk Indonesia. Pemberian vaksin BCG secara universal pada bayi merupakan langkah penting dalam melindungi generasi penerus dari dampak buruk TBC.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara kolektif dan konsisten, diharapkan penyebaran penyakit menular TBC di masyarakat dapat dikendalikan dan angka kejadian TBC dapat terus menurun. Kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya eliminasi TBC di Indonesia.